Kota Blitar merupakan sebuah kota yang terletak di
bagian selatan Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak sekitar 167 km
sebelah barat daya Surabaya dan 80 km sebelah barat Malang. Kota Blitar
terkenal sebagai tempat dimakamkannya presiden pertama Republik Indonesia,
Soekarno.
Selain disebut sebagai Kota Proklamator dan Kota
Patria, kota ini juga disebut sebagai Kota Peta (Pembela Tanah Air) Ikan koi
yang populer di Jepang dapat dibudidayakan dengan baik di kota ini sehingga
memberikan julukan tambahan sebagai Kota Koi.
Berdasarkan legenda, dahulu bangsa Tartar dari Asia
Timur sempat menguasai daerah Blitar yang kala itu belum bernama Blitar.
Majapahit saat itu merasa perlu untuk merebutnya. Kerajaan adidaya tersebut
kemudian mengutus Nilasuwarna untuk memukul mundur bangsa Tartar.
Keberuntungan berpihak pada Nilasuwarna, ia dapat
mengusir bangsa dari Mongolia itu. Atas jasanya, ia dianugerahi gelar sebagai
Adipati Aryo Blitar I untuk kemudian memimpin daerah yang berhasil direbutnya
tersebut. Ia menamakan tanah yang berhasil ia bebaskan dengan nama Balitar yang
berarti kembali pulangnya bangsa Tartar.
Akan tetapi, pada perkembangannya terjadi konflik
antara Aryo Blitar I dengan Ki Sengguruh Kinareja yang tak lain adalah patihnya
sendiri. Konflik ini terjadi karena Sengguruh ingin mempersunting Dewi Rayung
Wulan, istri Aryo Blitar I.
Singkat cerita, Aryo Blitar I lengser dan Sengguruh
meraih tahta dengan gelar Adipati Aryo Blitar II. Akan tetapi, pemberontakan
kembali terjadi. Aryo Blitar II dipaksa turun oleh Joko Kandung, putra dari
Aryo Blitar I. Kepemimpinan Joko Kandung dihentikan oleh kedatangan bangsa
Belanda. Sebenarnya, rakyat Blitar yang multietnis saat itu telah melakukan
perlawanan, tetapi dapat diredam oleh Belanda.
Kota Blitar mulai berstatus gemeente (kotapraja)
pada tanggal 1 April 1906 berdasarkan peraturan Staatsblad van Nederlandsche
Indie No. 150/1906. Pada tahun itu, juga dibentuk beberapa kota lain di Pulau
Jawa, antara lain Batavia, Buitenzorg, Bandoeng,Cheribon, Kota Magelang,
Samarang, Salatiga, Madioen, Soerabaja, dan Pasoeroean.
Dengan statusnya sebagai gemeente, selanjutnya di
Blitar juga dibentuk Dewan Kotapradja Blitar yang beranggotakan 13 orang dan
mendapatkan subsidi sebesar 11.850 gulden dari Pemerintah Hindia-Belanda. Untuk
sementara, jabatan burgemeester (wali kota) dirangkap oleh Residen Kediri.
Pada zaman pendudukan Jepang, berdasarkan Osamu
Seirei tahun 1942, kota ini disebut sebagai Blitar-shi dengan luas wilayah 16,1
km² dan dipimpin oleh seorang shi-chō.
Selanjutnya, berdasarkan ketentuan dalam
Undang-Undang No. 17/1950, Kota Blitar ditetapkan sebagai daerah kota kecil
dengan luas wilayah 16,1 km². Dalam perkembangannya, nama kota ini kemudian
diubah lagi menjadi Kotamadya Blitar berdasarkan Undang-Undang No. 18/1965.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 48/1982, luas wilayah Kotamadya Blitar
ditambah menjadi 32,58 km² serta dikembangkan dari satu menjadi tiga kecamatan
dengan dua puluh kelurahan. Terakhir, berdasarkan Undang-Undang No. 22/1999,
nama Kotamadya Blitar diubah menjadi Kota Blitar.
Budaya
Budaya Wayang Orang ini dimasa atau era sekarang sudah pudar
bahkan hampir mati, namun seniman-seniman budaya yang ada di Kota Blitar yang
lahir sejak dulu itu tidak
punah.
punah.
Grebeg adalah tradisi masyarakat Jawa yang biasanya
diselenggarakan sebagai upacara peringatan hari-hari besar tertentu. Masyarakat
Blitar menggunakan tradisi Grebeg untuk memperingati secara khusus Hari
Kelahiran Pancasila setiap tanggal 1 Juni, yaitu Grebeg Pancasila, yang menjadi
satu kesatuan dalam rangkaian acara peringatan Bulan Bung Karno – bulan Juni.
Makanan
Jajanan
ini terbuat dari gula kelapa, beras ketan dan kulit jagung untuk mengemasnya,
supaya nggak cepet basi dan higienis, kulit jagung ini disetrika terlebih dulu
dan dikemas dalam rentengan sejumlah 5 buah.Proses pembuatannya cukup
sederhana, masak gula kelapa dan kelapa di atas api sedang hingga gula
larut dan mengental. Setelah itu, masukkan beras ketan, aduk-aduk hingga
mengental.
Bumbunya
yg sangat terasa gurih, pedas dengan gilingan bahan yang cukup halus membuat
tiap bahan yang tercampur menciptakan cita rasa yang tinggi. Sambel pecel
dibuat dari perpaduan kacang tanah, gula kelapa, rempah-rempah dan bumbu
rahasia serta daun jeruknya yang membuat rasanya semakin nikmat.
Uceng adalah ikan air tawar, biasanya hidup di sungai yang
airnya jernih dan mengalir deras. Ikan ini bentuknya bentuknya bulat dan
memanjang kira2 sebesar jari kelingking, tidak bersisik dan terdapat
garis-garis vertikal hitam di badannya. Cara membuat iwak peyek ini, aduk rata
tepungberas, tepung sagu, santan, daun jeruk dan uceng. Tuang adonan di
pinggir wajan dan setengah lagi ada di dalam minyak. Rasanya gurih dan renyah
banget.
Rujak
cingur adalah salah satu makanan tradisional yang mudah ditemukan di daerah
Jawa timur. .Rujak cingur biasanya terdiri dari irisan beberapa jenis buah
seperti timun. Dan tentunya terdapat cingur yang menambah kelezatan rujak ini.
Geti
merupakan salah satu makanan khas kab Blitar yang terbuat dari kacang, wijen,
dan gula merah. Geti biasanya disuguhkan sebagai jajanan khas di Tulungagung
pada hari raya atau pernikahan untuk menyambut para tamu.
Ciri
khas
Kota
Blitar telah dikenal masyarakat se antero Nusantara sebagai Kota Kebangsaan
dengan adanya Makam Proklamator Bung Karno dan sebagai destinasi utama para
wisatawan yang mengunjungi Kota Blitar. Blitar kota Perjuangan begitu kata para
leluhur kita dahulu. Blitar memiliki banyak cerita yang begitu heroik bagi guru
bangsa ini. Soekarno, Presiden pertama Indonesia ini merupakan warga asli
Blitar.Hingga saat ini masih banyak wisatawan yang berkunjung ke Makam Bung
Karno yang berada di Jalan Kalasan no. 1 Blitar. Saat anda memasuki wilayah
jalan utama di Makam Bung karno ini anda akan menemukan sebuah gapura Agung
yang menghadap ke selatan yang berhadapan dengan Cungkup Makam Bung Karno
berbentuk bangunan Joglo, yakni bentuk seni bangunan jawa yang sudah dikenal
sejak dahulu.
Untuk
memasuki wilah Makam Bung karno, aksesnya sangat mudah. Dan sekarang telah di
bangun Museum ataupun Perpustakaan, maka jika anda ingin mengenang atau
mengetahui bagaimana kehidupan Bung Karno anda dapat singgah di Kompleks Makam
Bung karno.
Candi
Penataran atau Candi Panataran atau nama aslinya adalah Candi Palah adalah
terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Blitar,Jawa Timur
Istana
Gebang atau lebih dikenal dengan sebutan Ndalem Gebang, merupakan rumah
tempat tinggal orang tua Bung Karno. Istana ini bertempat di Jl. Sultan Agung
69. Di rumah ini pada setiap bulan Juni ramai didatangi pengunjung, baik dalam
rangka peringatan hari ulang tahun Bung Karno maupun karena adanya kegiatan
tahunan yang diselenggarakan oleh Pemkot Blitar, seperti Grebeg Pancasila.
Monumen
Supriyadi merupakan sebuah monumen untuk mengenang jasanya. Pada tahun 1945,
Kota Blitar menjadi pusat pemberontakan tentara PETA yang dipimpin oleh
Shodancho Suprijadi melawan tentara Jepang. Monumen ini terletak di depan bekas
markas PETA dan Taman Makam Pahlawan Raden Wijaya. Selain itu, juga dibangun
sebuah patung setengah dada Suprijadi yang terletak di depan Pendapa Kabupaten
Blitar.
Posting Komentar